Gubernur Jabar Bikin Kartu Lebaran dengan Uang Rakyat

Pekan-pekan terakhir di bulan suci Ramadhan, warga Jawa Barat dikejutkan dengan ulah Gubernur Ahmad Heryawan. Dia dikhabarkan membuat kartu lebaran dengan menggunakan dana APBD provinsi alias uang rakyat sebesar Rp1,7 miliar.

Luar biasa! Uang sebesar itu dihamburkan gubernur hanya untuk sekedar mengucapkan selamat idul fitri lewat sebentuk kartu. Bayangkan kalau uang sebesar itu digunakan untuk memperbaiki gedung SD yang rusak atau diberikan kepada rakyat miskin dalam bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, manfaatnya tentu akan lebih besar.

Wajar bila ulah Gubernur Jabar itu menuai protes dari masyarakat dan didemo mahasiswa. Bahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun turun tangan. KPK memanggil sejumlah pejabat Pemprov Jabar terkait pengalokasian anggaran untuk proyek kartu lebaran itu dalam APBD Jabar Tahun 2010. Karena memang KPK menganggap pembuatan kartu ucapan melanggar Keputusan Presiden No.42/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN.

Dalam Pasal 13 ayat (1) dinyatakan, “Atas beban anggaran belanja negara tidak diperkenankan melakukan pengeluaran untuk keperluan: b.pemberian ucapan selamat, hadiah/tanda mata, karangan bunga, dan sebagainya untuk berbagai peristiwa.”

“Pemanfaatan uang negara untuk kesempatan lebaran adalah pelanggaran berat dan masuk dalam kategori tindak pidana korupsi,” kata Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan, Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat Haryono Umar, seperti dilansir Pikiran Rakyat (7/9/2010).

Tapi Ahmad Heryawan sendiri berdalih pengadaan kartu lebaran dan prangko dialokasikan pada APBD 2010, disusun berdasarkan Permendagri No.25/2009 tentang Pedoman Penyusunan APBD tahun 2010. Nilainya sendiri bukan Rp1,7 miliar, tapi katanya “hanya” Rp851 juta. Dan kartu lebaran bergambar Gubernur Ahmad Heryawan dan Wakil Gubernur Dede Yusuf itu bukan untuk kepentingan pribadi, namun kepentingan Pemprov Jabar.

Boleh jadi Ahmad Heryawan benar bahwa pengadaan kartu lebaran tidak melanggar peraturan. Tapi masalahnya bagi kita bukan semata ada-tidaknya aturan yang mengatur proyek kartu lebaran, namun lebih jauhnya adalah “bagaimana sih perasaan gubernur saat mengalokasikan dana APBD untuk kartu lebaran dan biaya kirimnya, sementara di sisi lain jutaan warga Jabar hidup miskin dan infrastruktur perlu dibenahi?” Tentu dengan pengadaan kartu lebaran itu ada kesan gubernur kurang memiliki kepekaan sosial, di samping menabrak skala prioritas penggunaan dana APBD.

Boleh jadi pula Ahmad Heryawan benar bahwa kartu lebaran yang dibiayai uang rakyat itu bukan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk dan atas nama Pemprov Jabar. Tapi persoalannya kemudian, imbal-balik apa yang diperoleh pemerintah dan warga Jabar setelah kartu lebaran tersebut disebarkan kepada sekitar 350 ribu alamat? Kalau misalnya kartu lebaran itu disebar ke pengusaha, apakah lantas investasi di Jabar akan meningkat?

Jangan-jangan kartu lebaran gubernur dan wakil gubernur Jabar itu akan sama saja seperti kita menerima kartu ucapan selamat dari kerabat dan kenalan: selintas dibaca isinya, lalu dilempar ke tempat sampah. Bayangkan bila itu adalah kartu lebaran yang dicetak dengan uang rakyat dengan nilai ratusan juta. Tidakkah Anda sedih uang rakyat dihambur-hamburkan?

16 komentar:

Natural Nusantara mengatakan...

waduh kalau semua gubernur seperti ini, trus uang rakyat untuk siapa dong, masa untuk pimpinan, untuk rakyat aja belum merata kog bikin kartu ucapan yang kurang bermanfaat, pakai ung rakyat pula

Blogger mengatakan...

hmm...saya hanya bisa geleng² kepala membacanya mas lagi² rakyat yang menderita
Gie » Bunglon Blog Indonesia mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah
Minal Aidin Walfaidzin
Mohon Maaf Lahir Dan Batin

Om Rame mengatakan...

ini namanya momen yang dimanfaatkan, dan memanfaatkan momen untuk kepentingan pribadi.

mengucapkan, seLamat hari raya iduL fitri 1431 H.
biLa sekiranya seLama ini saya daLam perkataan maupun priLaku ada yang kurang berkenan di hati, mohon maaf Lahir dan batin. begitupun sebaLiknya. trims.

HB Seven mengatakan...

wlah eman-eman..tenan....kayaknya pake aji mumpung...met lebaran om..mohon maaf lahir dan batin....

Sungai Awan mengatakan...

Wah wah uangnya banyak sekali yo.
Harusnya memang untuk kepentingan rakyat bukane malah dihamburkan untuk membuat kartu lebaran.

Kenapa kok begitu ya, apa sudah lupa kalau dia juga berasal dari rakyat seperti kita sekarang

Unknown mengatakan...

Mengucapkan 'Selamat Idul Fitri' termasuk melalui kartu lebaran tampaknya sudah membudaya di Indonesia ini. Hendaknya kita peka dan hati-hati dalam pengalokasian dana dalam APBD. Ke depannya tentunya kegiatan ini harus dievaluasi kembali. APBD untuk rakyat!

Kuucapkan 'Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H mohon maaf lahir dan batin'.

TUKANG CoLoNG mengatakan...

buset. kartu ucapan aja ampe pake uang rakyat, banyak banget lagi. edan!

Ferdinand mengatakan...

Waduh semakin banyak Gubernur seperti ini semakin hancur negara kita Mas.. parah...... uang APBD kok buat kartu lebaran.. mending suruh SMS aja pake HPnya dari pada ngabisin dana Negara...

Shudai Ajlani mengatakan...

haha parah amat yaaaa haduh-haduhhhhhh

Berry Devanda mengatakan...

saya pikir kartu lebaran gak penting2 amat...
habiskan uang rakyat buat yang penting aja ...

Anonim mengatakan...

Padahal Puasanya beliau belum tentu pol , kartu lebarannya kok udah menghebohkan , ha ha

odah etam mengatakan...

mohon maaf lahir bathin bang....sukse slalu

NENSA MOON mengatakan...

Salam Pa Asep,
hapunten nembe tiasa nongol ayeuna...
meskipun agak telat, Minal Aidin Walfaizin, selamat lebaran buat pa Asep n keluarga di rumah... hapunten pami aya kalepatan selama berblogging..

Teu acan tiasa maos posting Pa asep, ayeuna abi masih di luar kota (tepatnya di Jogja) sekalian berlibur sambil mengunjungi Vincent yg sdh mulai kuliah disini...
alhamdulillah koneksi rada bagus nih... jd bs mampir disini.
Hatur nuhun parantos mampir di CATATANKU bbrp hr lalu..
sekali lg salam idul fitri buat Pa Asep n kel.

nensa

Boku no Blog mengatakan...

Baru bisa berkunjung Pak setelah Mudik
minal Aidhin Wal Fa izin
maaf lahir bathin

Dodi mengatakan...

Sepenting itukah mengrimkan kartu lebaran ? bukankah itu sekedar simbolisasi dan tak sampai substansi. Apalagi kalau nyampai 1,7 miliar. itu bukan nominal yg kecil.

Yuk kita rubah budaya seperti ini. Lebaran itu bagaimana manusia mencapai firahnya

Anonim mengatakan...

Berita dari mana itu? terpercaya kah?atau kah hanya HOAX SEMATA??

Posting Komentar